Dailykaltim.co, Samarinda – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, terus menunjukkan keseriusannya dalam mengatasi persoalan banjir yang telah lama menjadi masalah utama di Kota Tepian. Sejak dilantik pada 2021, pria yang akrab disapa AH ini menjadikan pengendalian banjir sebagai prioritas utama dengan meluncurkan berbagai langkah strategis.
Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah revitalisasi drainase kota. Hampir seluruh saluran air di Samarinda diperbaiki, baik melalui pelebaran maupun pendalaman, sehingga mampu menampung aliran air dalam volume besar. Langkah ini bertujuan untuk memastikan aliran air tidak terhambat dan mengurangi risiko genangan di berbagai wilayah.
Selain itu, Andi Harun juga fokus pada normalisasi bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) dengan penurapan. Kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berjalan efektif, khususnya dalam relokasi warga di sepanjang bantaran sungai. Relokasi ini berlangsung damai tanpa memunculkan konflik sosial, berkat pendekatan komunikasi yang baik. Kini, hasil penurapan di beberapa titik bantaran SKM mulai terlihat jelas.
Upaya yang telah dilakukan membuahkan hasil meski secara bertahap. Titik-titik genangan di kota semakin berkurang, dan jika pun muncul saat hujan deras, genangan tersebut cepat surut.
Tidak berhenti di situ, Andi Harun merencanakan pembangunan kolam retensi di Jalan Damanhuri, Gang Ogok, kawasan Sungai Pinang. Beberapa waktu lalu, ia bersama Penjabat Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, meninjau lokasi rencana pembangunan ini. Kolam retensi yang akan dibangun di atas lahan milik Pemprov Kaltim ini bertujuan menjadi penampungan sementara air hujan, mengurangi risiko banjir di kawasan permukiman.
“Karena selama ini air yang turun secara bersamaan masuk ke saluran permukiman warga dan menimbulkan banjir. Nah, dengan kolam retensi ini, tentu akan sangat membantu,” ungkap Wali Kota.
Kolam retensi tersebut dirancang dengan sistem pompanisasi, yang memungkinkan air ditampung sementara saat hujan deras, lalu dilepaskan secara bertahap melalui saluran yang tersedia. Dalam skema ini, Pemkot Samarinda juga bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Pinang.
“Karena semua air yang ada di sini bertemu di Sungai Pinang. Jadi di sana akan ada lagi bumper yang akan membantu untuk melakukan counter terhadap keluarnya air ke daerah jalur utama Damanhuri,” tambahnya.
Pembangunan kolam retensi ini menjadi bukti kolaborasi erat antara Pemkot Samarinda dan Pemprov Kaltim dalam pengendalian banjir. Secara teknis, Wali Kota telah menugaskan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda untuk bersinergi dengan instansi terkait di tingkat provinsi.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.