Dailykaltim.co, Puncak Festival Dahau 2025 yang digelar dalam rangka HUT ke-26 Kabupaten Kutai Barat (Kubar) berlangsung meriah di Taman Budaya Sendawar, Rabu, 5 November 2025. Sejak pagi, ribuan warga memenuhi area taman budaya untuk mengikuti upacara adat dan menyaksikan berbagai pertunjukan tradisional.
Perayaan tahun ini mencatat sejarah baru. Kutai Barat berhasil memecahkan Rekor MURI untuk penggunaan tutup kepala adat terbanyak dalam satu kegiatan. Ribuan peserta pria mengenakan Laungk atau Kesapuuq, sementara peserta perempuan tampil anggun dengan Tudung atau Tuduukng. Kedua penutup kepala khas suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung itu menjadi simbol kuat identitas budaya masyarakat setempat.
Warna-warni busana adat memenuhi Taman Budaya Sendawar. Warga dari berbagai kecamatan datang membawa semangat kebersamaan. Tak hanya masyarakat umum, tetapi juga pejabat daerah, pelajar, tokoh adat, hingga pemuka masyarakat ikut berpartisipasi dalam momen bersejarah tersebut. Alunan musik sape dan tarian Dayak menambah suasana semarak, menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga bentuk nyata pelestarian budaya.
Rekor MURI itu diserahkan langsung oleh perwakilan Museum Rekor Dunia Indonesia kepada Bupati Kutai Barat Frederick Edwin, didampingi Wakil Bupati H. Nanang Adriani. Dalam sambutannya, Frederick menegaskan bahwa capaian itu bukan sekadar prestasi, tetapi cerminan kekompakan masyarakat Kutai Barat dalam menjaga warisan leluhur.
“Hari ini kita bukan hanya mencetak rekor nasional, tetapi juga menunjukkan kepada Indonesia bahwa Kutai Barat memiliki warisan budaya yang luar biasa. Kesapuuq dan Tuduukng bukan sekadar penutup kepala, tetapi lambang jati diri, kebersamaan, dan kebanggaan masyarakat Dayak,” ujar Frederick Edwin.
Wakil Bupati Nanang Adriani menambahkan, keberhasilan ini menjadi momentum untuk menumbuhkan kembali kecintaan generasi muda terhadap budaya daerah. Ia mengapresiasi kerja keras panitia dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan festival.
Festival Dahau dikenal sebagai ajang tahunan yang paling dinanti masyarakat Kutai Barat. Selain pemecahan rekor MURI, acara juga diisi dengan pawai budaya, lomba kesenian tradisional, pameran UMKM, kuliner khas daerah, dan malam hiburan rakyat yang menghadirkan seniman dari berbagai kecamatan.
Pemecahan rekor MURI ini memperkuat identitas budaya Dayak di tengah arus modernisasi. Semangat gotong royong dan rasa cinta terhadap adat istiadat menjadi roh utama terselenggaranya perayaan besar ini.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.
