Dailykaltim.co – Proposal dari Indonesia untuk mengakui Hari Raya Idulfitri dan Iduladha oleh UNESCO telah disetujui oleh Dewan Eksekutif UNESCO. Dalam pertemuan di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis, proposal ini, yang didukung oleh lebih dari 30 negara sebagai co-sponsor, dibahas dan disetujui melalui Draft Decision 219/EX 37. Langkah ini merupakan bagian dari upaya diplomasi Indonesia untuk mempromosikan toleransi antaragama dan keragaman budaya di lingkungan internasional.
Pengakuan resmi oleh UNESCO diharapkan akan memperkuat pemahaman global tentang nilai-nilai budaya dan agama serta meningkatkan citra perayaan keagamaan ini di mata dunia. Bagi Indonesia, keputusan ini memiliki signifikansi penting karena Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah populasi Muslim terbesar di dunia.
Keputusan ini juga diharapkan akan memperkuat profil Indonesia di arena internasional dan menegaskan nilai-nilai seperti keberagaman, solidaritas, persatuan, dan kebersamaan. Dengan pengakuan ini, Indonesia mengajak UNESCO untuk mendukung nilai inklusivitas terhadap keragaman budaya dan keagamaan, terutama dalam menghormati hari raya penting bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Selain memberikan pesan penting tentang toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan agama dan budaya, pengakuan ini juga dapat memperkuat identitas keagamaan dan keberagaman lokal di negara-negara yang merayakan Idulfitri dan Iduladha. Selain itu, pengakuan ini juga berpotensi untuk mempromosikan pariwisata religi di Indonesia dengan menarik wisatawan untuk mengalami perayaan Idulfitri dan Iduladha secara langsung.
Di tengah meningkatnya sentimen Islamofobia, pengakuan terhadap Hari Raya Idulfitri dan Iduladha diharapkan dapat mempromosikan toleransi dan dialog antaragama serta berkontribusi positif terhadap upaya menciptakan perdamaian. Keputusan ini juga akan membawa perubahan dalam jadwal dan agenda UNESCO, dengan menjamin bahwa tidak akan ada pertemuan resmi yang dijadwalkan pada tanggal yang bersamaan dengan Hari Raya Idulfitri dan Iduladha.
Sebelumnya, tidak ada resolusi atau keputusan resmi dari UNESCO yang mengakui pentingnya kedua Hari Raya tersebut, sehingga masih terjadi pertemuan UNESCO yang diselenggarakan pada hari yang sama. Pengusulan ini akan dibahas lebih lanjut pada Sidang Umum UNESCO ke-42 untuk diadopsi dan diimplementasikan oleh entitas-entitas antar pemerintah UNESCO selain Dewan Eksekutif.
Indonesia, sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO periode 2023-2027, mendapat dukungan dari berbagai negara, termasuk Algeria, Azerbaijan, Bangladesh, Brunei Darussalam, China, Colombia, dan banyak lagi.
[RRI]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.