Dailykaltim.co, Kutim – Dalam upaya merespons cepat dampak banjir yang melanda Sangatta dan sejumlah kecamatan di Kutai Timur, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) semakin mengintensifkan koordinasi antar Perangkat Daerah (PD). Rapat yang digelar di Ruang Bupati Kutim pada Kamis (30/1/2025) membahas langkah mitigasi bencana dengan perhatian khusus terhadap ramalan BMKG, yang memprediksi curah hujan tinggi akan berlangsung hingga Maret. Kesiapsiagaan menjadi fokus utama untuk melindungi masyarakat dari potensi risiko bencana.
Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, meminta BPBD untuk segera menyusun analisis kebencanaan dengan cepat dan tepat.
“Kita tidak bisa hanya melihat apakah bencana itu darurat atau tidak, tetapi bagaimana dampaknya terhadap masyarakat, termasuk gangguan akses jalan dan rumah yang terdampak,” ujarnya, menegaskan pentingnya penggunaan dana belanja tidak terduga sesuai kriteria bencana.
Bupati juga mengingatkan bahwa bantuan untuk masyarakat terdampak menjadi perhatian utama. “Dinas Sosial saat ini hanya mampu menyediakan 500 paket bantuan, yang dinilai masih kurang. Oleh karena itu, koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Bulog akan diupayakan untuk menambah stok bantuan sembako. Dapur umum yang dibentuk oleh masyarakat juga akan diperkuat dengan dukungan bahan baku yang lebih optimal,” tambahnya.
Dalam rapat koordinasi, BPBD melaporkan bahwa beberapa wilayah sudah memiliki stok bantuan dan peralatan evakuasi, seperti perahu. Namun, distribusi bantuan dinilai belum merata, terutama di wilayah-wilayah seperti Masabang, Margorukun, Majai, Kilometer 1, dan Kilometer 3 yang terkena dampak cukup parah. Untuk memastikan bantuan terkoordinasi, Dinas Sosial diminta untuk terus siaga dan aktif dalam distribusi logistik.
Pemerintah juga menekankan pentingnya pemantauan kondisi banjir dengan alat yang dipasang di beberapa sungai. Data dari alat pemantau ini diharapkan dapat membantu mengambil langkah cepat untuk mencegah dampak yang lebih luas.
“Jika hujan tinggi di wilayah hulu seperti Benomuda dan Batu Ampar, maka daerah hilir seperti Sangatta harus segera bersiap menghadapi potensi banjir,” ungkap Bupati.
Selain itu, kemunculan buaya di sekitar permukiman warga menjadi perhatian serius. Beberapa laporan menyebutkan bahwa buaya telah memasuki jalanan, menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Pemerintah berencana untuk berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) guna membahas kemungkinan pembangunan pusat penangkaran buaya di Muara Bengalon. Namun, kajian lebih mendalam diperlukan mengingat tingginya biaya operasional dan pemeliharaan satwa ini,” jelasnya.
Untuk jangka panjang, pemerintah akan menganalisis infrastruktur pasca-banjir, termasuk peninggian jalan dan perbaikan drainase. Beberapa lokasi, seperti Sepaso Induk yang telah dilakukan peninggian jalan 40 sentimeter, masih mengalami banjir, sehingga perlu strategi mitigasi lebih lanjut.
Bupati juga mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di bantaran sungai, untuk tetap waspada terhadap ancaman banjir dan buaya.
“Kami terus berupaya maksimal dalam menangani dampak bencana ini, namun masyarakat juga harus berhati-hati dan segera melaporkan kejadian yang berpotensi membahayakan,” tutupnya.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.