Dailykaltim.co, Samarinda – Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Isfihani, memimpin rapat pleno tim percepatan akses keuangan daerah (TPAD) untuk membahas rencana kerja tahun 2025. Rapat yang diadakan di Balai Kota ini dihadiri oleh Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Kaltim-Kaltara, Yulianta.
Dalam pertemuan tersebut, dua agenda utama dibahas, yaitu Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) dan realisasi penyaluran kredit berusaha, beruntung, dan berkah (Bertuah) yang bekerja sama dengan Bankaltimtara. Isfihani menegaskan bahwa Pemkot Samarinda fokus untuk mensukseskan Program KEJAR sebagai wujud komitmen mendukung inklusi keuangan bagi generasi muda.
Pemkot telah mengeluarkan surat edaran Wali Kota kepada seluruh sekolah dasar dan menengah pertama sejak tahun 2023 untuk menjadikan program KEJAR bagian dari literasi keuangan di satuan pendidikan.
“Kami berharap semakin banyak pelajar yang dapat merasakan manfaat dari menabung dan menjadi lebih siap menghadapi tantangan keuangan di masa depan,” tuturnya, didampingi Kabag Ekonomi Setdakot Samarinda, Yuyun Puspitaningrum.
Isfihani optimis target 90 persen pelajar di Samarinda memiliki rekening dapat tercapai. Dia menyebutkan bahwa saat masih menjabat sebagai sekretaris Dinas Pendidikan, terdapat sekitar 117 ribu pelajar di Samarinda, dan sebagian dari mereka sudah memiliki akun rekening melalui program bank yang melakukan jemput bola ke sekolah.
“Jadi untuk memenuhi target 90 persen dari OJK tidak terlalu sulit,” ungkapnya.
Terkait program kredit Bertuah, Isfihani menjelaskan bahwa dari alokasi anggaran sebesar Rp15 miliar, hingga Januari 2025 telah tersalurkan sebesar Rp12 miliar kepada 570 pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Tepian sebagai debitur.
“Bank Kaltimtara melaporkan ada sebanyak 167 debitur yang sudah melunasi kredit ini dengan total nilai Rp3,2 miliar,” urainya.
Namun, dia juga mencatat adanya 19 debitur dengan kredit macet senilai Rp150 juta, yang disebabkan oleh penurunan omzet usaha dan penutupan usaha UKM yang mengajukan kredit setelah beroperasi selama satu tahun.
“Kedepannya, untuk mengurangi presentasi pinjaman bermasalah, tim bisa melakukan survei secara komprehensif kepada pelaku UKM agar benar-benar tervalidasi secara riil untuk dibiayai lewat program Bertuah,” sarannya.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.