Dailykaltim.co, Penajam – Calon Gubernur Kalimantan Timur dari koalisi Rudy-Seno, Rudy Mas’ud, mengunjungi Pasar Induk Penajam Paser Utara (PPU) pada Minggu, (17/11/2024). Didampingi istrinya, Rudy menyempatkan diri untuk bertemu langsung dengan masyarakat dan para pedagang guna mendengar aspirasi mereka serta menyampaikan gagasan tentang program andalannya, “Gratis Poll.”
Dalam kunjungan itu, Rudy mencatat sejumlah persoalan yang memerlukan perhatian, khususnya mengenai kondisi pasar yang terlihat belum optimal. Ia menyoroti banyaknya lapak yang masih kosong dan belum dimanfaatkan oleh pedagang. Menurut Rudy, pasar yang sudah dibangun pemerintah daerah seharusnya menjadi pusat aktivitas ekonomi yang aktif.
“Di PPU hari ini kita lihat pasar yang bagus sekali tetapi banyak sekali lapak-lapang yang belum dimanfaatkan atau dipergunakan oleh pedagang-pedagang,” ungkap Rudy saat berbincang dengan warga di lokasi.
Rudy menilai bahwa salah satu alasan utama di balik banyaknya lapak kosong adalah kurangnya sosialisasi kepada pedagang dan masyarakat. Ia menekankan pentingnya upaya dari pemerintah daerah untuk mengajak pedagang menggunakan fasilitas yang telah disediakan.
“Yang jelas banyak sekali lapak yang belum difungsikan, mungkin perlu sosialisasi kepada masyarakat dan penjual yang ada di pasar agar berkumpul di pasar yang dibangun oleh Pemda PPU ini,” tambahnya.
Selain itu, Rudy juga mencatat perlunya perbaikan kondisi pasar agar lebih layak digunakan oleh pedagang dan pembeli. Menurutnya, kemungkinan biaya retribusi yang tinggi menjadi faktor lain yang menghambat pedagang untuk menempati lapak.
“Terkait kondisi pasar juga memang perlu pembenahan. Selain itu masyarakat juga perlu disosialisasikan agar pelaksanaan kegiatan secara fisiknya betul-betul dilaksanakan di dalam pasar. Banyak sekali lapak-lapak di pasar ini yang masih belum difungsikan, kemungkinan retribusinya terlalu tinggi sehingga pedagang tidak mampu membayar retribusi itu,” jelas Rudy.
Sebagai langkah untuk mengatasi persoalan tersebut, Rudy mengusulkan pendekatan persuasif kepada para pedagang. Ia juga menggarisbawahi pentingnya memberikan insentif berupa stimulus agar pasar dapat difungsikan secara maksimal. Dalam pandangannya, insentif ini perlu diberikan sebelum retribusi diberlakukan secara normal.
“Ya tentu ke depannya harus dibicarakan secara persuasif dan diberikan stimulus insentif agar pasar ini bisa berfungsi secara maksimal. Setelah itu perputaran ekonominya sudah baik dan normal, kemudian baru bisa diberikan retribusi yang kira-kira cukup untuk semuanya bisa berputar dan berjalan,” tutur Rudy.
Di sisi lain, kunjungan tersebut juga dimanfaatkan Rudy untuk menyosialisasikan program “Gratis Poll.” Program ini bertujuan untuk membantu pedagang kecil melalui pembebasan biaya listrik dan air, sehingga mereka dapat mengurangi pengeluaran operasional. Menurut Rudy, langkah ini dapat mendorong para pedagang untuk lebih aktif dan meningkatkan kegiatan ekonomi di pasar tradisional.
Rudy juga terkesan dengan antusiasme masyarakat selama kunjungannya. Ia menyebut banyak pedagang menyambut baik kehadirannya dan memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan keluhan dan harapan mereka secara langsung. Beberapa pedagang bahkan meminta bantuannya untuk memborong dagangan mereka.
“Melihat antusias masyarakat kita tadi, banyak sekali yang minta diborongkan agar dagangannya habis. Masyarakat menyambut baik kehadiran kami dan banyak menyampaikan aspirasinya, ke depan kami akan turut mengawal aspirasi itu,” ujarnya.
Melalui kunjungan ini, Rudy menegaskan komitmennya untuk terus mendengar dan mengawal kebutuhan masyarakat. Ia berharap program-program yang diusulkannya, seperti “Gratis Poll,” dapat memberikan dampak nyata dan membantu memperkuat perekonomian lokal.
[RRI]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.