Dailykaltim.co, Samarinda – Di tengah mening katnya kekhawatiran terhadap dampak perubahan iklim, Pemerintah Kota Samarinda, melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Baperidda), memprakarsai Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Berdamai dengan Air Menuju Kota Berketahanan Iklim.” Acara ini diselenggarakan di Hotel Mercure Samarinda pada Kamis, 5 September 2024, membawa bersama para ahli dari berbagai bidang untuk membahas langkah-langkah yang dapat diambil oleh kota untuk mengadaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, dalam pembukaannya, menekankan pentingnya merumuskan strategi kota dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Ia memaparkan tujuh aspek perencanaan kota yang tengah dikembangkan untuk menanggapi tantangan tersebut, memperlihatkan komitmen kota dalam mempersiapkan diri terhadap perubahan iklim.
Dalam diskusi tersebut, hadir pula Boby Ali Azhari, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Wilayah I, yang menggambarkan konsep Kota Ramah Air sebagai pendekatan inovatif dalam pembangunan yang berketahanan iklim. Sementara itu, Iwan Rudiartono dari Universitas Diponegoro memberikan pandangannya melalui presentasi tentang Aksi Perubahan Iklim Kota Samarinda, dan Irawan Asaad dari Direktorat Perubahan Iklim Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memaparkan kebijakan serta strategi adaptasi perubahan iklim di kawasan perkotaan.
“FGD ini bertujuan untuk mematangkan perencanaan dan program aksi ke depan dalam mewujudkan Samarinda sebagai kota berketahanan iklim,” ujar Andi Harun, menggarisbawahi tujuan forum tersebut.
Lebih lanjut, Andi Harun mengungkapkan keprihatinan terhadap bencana hidrometeorologi yang sering melanda kota, seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Ia menekankan pentingnya pengelolaan air yang baik untuk mencegah bencana tersebut.
“Kita harus memastikan Samarinda mampu menghindari bencana hidrometeorologi. Artinya, ketika curah hujan tinggi, kita tidak kebanjiran, dan saat musim kemarau, kita tidak mengalami kekeringan. Mengingat sumber air bersih kita berasal dari sungai, keseimbangan alam harus benar-benar kita jaga,” tutupnya.
Dengan beragam masukan dari para ahli yang terlibat, diharapkan langkah-langkah yang diambil oleh Pemkot Samarinda akan membentuk kota yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga kuat dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.