Dailykaltim.co, Kutim – Dalam langkah pertama sebagai Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim), Mahyunadi langsung menunjukkan komitmen dan kepemimpinannya yang tegas dengan memimpin apel pagi di halaman Kantor Bupati, Kawasan Pusat Perkantoran Pemkab Kutim, Bukit Pelangi, Sangatta Utara, pada Senin (24/2/2024). Dengan mengenakan seragam khaki lengkap dengan peci, Mahyunadi—akrab disapa Unad—memberikan arahan yang jelas kepada ratusan pegawai yang hadir, mewakili Bupati Ardiansyah Sulaiman yang sedang mengikuti retreat kepala daerah se-Indonesia di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.
Dalam apel yang dihadiri oleh Sekretaris Kabupaten Rizali Hadi dan sejumlah pejabat lainnya, Mahyunadi menegaskan komitmennya untuk menciptakan pemerintahan yang solid, profesional, dan berfokus pada kesejahteraan masyarakat. Ia menyampaikan bahwa kepemimpinan yang baik harus mampu menjaga kesinambungan program-program terdahulu yang bermanfaat sambil melakukan perbaikan terhadap aspek-aspek yang kurang optimal.
“Sesuatu yang baik di kepemimpinan terdahulu kita lanjutkan, yang kurang kita perbaiki. Program yang bagus kita pertahankan, yang jelek kita tinggalkan, selanjutnya kita ganti dengan yang baru dan lebih baik,” ujarnya tegas.
Mahyunadi juga menanggapi kekhawatiran tentang potensi dualisme kepemimpinan antara dirinya dan Bupati Kutai Timur.
“Tidak ada matahari kembar atau dualisme kepemimpinan. Saya sudah mempelajari tugas pokok dan fungsi sebagai Wakil Bupati. Saya akan bekerja sebagai bagian dari tim, bukan untuk bersaing, bukan untuk saling sikut. Kita harus bekerja profesional, senang melihat orang senang, bukan sebaliknya.” tekannya.
Dalam kesempatan tersebut, Mahyunadi menyinggung isu sensitif mengenai mutasi jabatan di lingkungan birokrasi, terutama pasca-pilkada. Ia menegaskan bahwa mutasi adalah hal yang wajar dalam pemerintahan, tetapi harus dilakukan dengan pertimbangan matang dan bukan untuk kepentingan tertentu.
“Mutasi jabatan merupakan sesuatu yang wajar, namun bukan dipaksakan. Sebagai perumpamaan, pejabat dari Muara Bengkal yang biasa makan jukut pija (ikan asin) dipindah ke daerah pesisir yang biasa makan ikan laut, tentu kesannya dipaksakan, begitu pun sebaliknya,” ungkapnya.
Mahyunadi memastikan bahwa setiap mutasi yang dilakukan harus mempertimbangkan kapasitas dan kapabilitas pegawai, agar roda pemerintahan dapat berjalan efektif dan efisien.
“Jika memang dilakukan, tentunya dengan mempertimbangkan kapasitas dan kapabilitas. Semua ini demi menjadikan Kutai Timur lebih hebat, dengan masyarakat yang lebih sejahtera,” pungkasnya.
Hari pertama Mahyunadi bertugas sebagai Wakil Bupati menjadi sinyal awal bagi pemerintahan Kutim yang lebih harmonis dan profesional. Dengan gaya komunikatifnya yang lugas dan visi yang jelas, Mahyunadi memberikan harapan baru bagi birokrasi dan masyarakat Kutim. Ia menunjukkan kesiapan untuk mengawal roda pemerintahan menuju perubahan yang lebih baik, mendampingi Bupati.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.