Dailykaltim.co, Penajam – Kampung Inggris di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mulai mencuri perhatian sebagai destinasi wisata edukasi yang tak hanya menyuguhkan pengalaman belajar bahasa asing, tetapi juga menyimpan cerita tentang pemberdayaan perempuan dan kreativitas komunitas lokal.
Dikelola sepenuhnya oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang anggotanya perempuan, kawasan ini dinilai berhasil menunjukkan bahwa sektor pariwisata bisa tumbuh subur di tangan komunitas yang solid dan visioner.
“Walaupun mereka Pokdarwis-nya perempuan semua, itu enggak menghalangi mereka untuk lebih kreatif dibanding yang lain,” ujar Kabid Pariwisata dan Pemasaran Disbudpar PPU, Juzlizar Rakhman, mewakili Kepala Disbudpar, Andi Israwati Latief.
Kreativitas menjadi napas utama pengelolaan Kampung Inggris. Dari perencanaan kegiatan, penyusunan program belajar, hingga pengembangan produk khas seperti jamu tradisional dan pernak-pernik edukatif, semuanya dijalankan secara kolektif oleh para perempuan yang tergabung dalam Pokdarwis.
Keberhasilan ini tidak datang tiba-tiba, tetapi lahir dari semangat dan kerja keras yang diperkuat oleh pendampingan dari ekosistem ekonomi kreatif (Ekraf) daerah.
“Justru mereka lebih kreatif. Kebetulan yang membina dari teman-teman Ekraf,” ujar Juzlizar, menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam membesarkan potensi komunitas.
Di tengah tantangan promosi dan keterbatasan infrastruktur, Pokdarwis Kampung Inggris mampu merancang pendekatan yang menyasar wisatawan berbasis pengalaman—khususnya segmen pelajar dan keluarga.
Salah satu rencana mereka adalah membangun spot foto yang “instagramable”, area santai bagi pengunjung, serta program interaktif yang memungkinkan wisatawan berlatih bahasa Inggris sambil mengenal budaya lokal.
Tak hanya berhenti di sisi visual dan edukasi, mereka juga menghadirkan nilai tambah melalui produk herbal lokal. Jamu tradisional yang diproduksi secara mandiri kini menjadi salah satu ikon pengenalan budaya di tempat ini.
Bagi Juzlizar, hal ini menjadi indikator bahwa komunitas ini tak hanya mampu menjawab kebutuhan wisata modern, tetapi juga menyuntikkan kekuatan budaya ke dalamnya.
“Bisa dikatakan sumber dayanya ada di sana untuk menjadi daya tarik pada sektor pariwisata edukasi alternatif,” tandasnya.
[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.