Dailykaltim.co, Penajam – Di balik geliat pertumbuhan sektor perikanan budidaya di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), persoalan mendasar masih menjadi pekerjaan rumah Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskan): ketiadaan data pasti mengenai kuantitas dan alur distribusi hasil produksi.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Lingkungan, Musakkar, mengakui bahwa pihaknya masih terus berupaya memetakan jalur pemasaran dan volume hasil budidaya yang diserap oleh pasar luar daerah.
“Untuk data persenan saya belum dapat. Tapi laporan dari pembudidaya, ada sebagian di sana, kemudian penjualannya ke Balikpapan sama ke Samarinda,” ujarnya.
Dari penuturan para pelaku budidaya, dua kota besar di Kalimantan Timur itu menjadi tujuan utama distribusi ikan konsumsi, terutama bandeng dan hasil panen air tawar lainnya. Namun sejauh ini, Diskan belum memiliki data terstruktur mengenai jumlah pasti hasil yang keluar dari PPU menuju daerah tersebut.
“Untuk kuantitasnya, berapa jumlahnya saya belum tahu dan itu belum terdata di kami itu,” ungkap Musakkar.
Ketiadaan data yang rinci menyulitkan pemerintah daerah dalam mengambil langkah strategis, terutama dalam hal perencanaan distribusi, pengembangan pasar, hingga potensi kolaborasi antarwilayah. Oleh karena itu, Diskan mulai menjalin komunikasi lebih intensif dengan bidang lain dan para pengumpul ikan yang beroperasi di PPU.
“Kami juga komunikasi dengan bidang sebelah, terkait dengan pengumpul-pengumpul yang ada di Penajam ada berapa. Kalau di PPU, paling tidak komunikasi kita dahulukan,” katanya.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi membangun basis data distribusi ikan yang lebih akurat. Musakkar menekankan bahwa pengumpul merupakan titik kunci dalam mata rantai pemasaran, sebab mereka berperan sebagai jembatan antara pembudidaya dan pasar.
[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.