Dailykaltim.co, Berau – Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat angka inflasi di Kabupaten Berau pada April 2024 mencapai 3,62 persen, menjadikannya daerah dengan inflasi tertinggi di Kalimantan Timur, Minggu (19/5/2024).
Menanggapi hal ini, Komisi II DPRD Berau menyatakan bahwa tingginya angka inflasi merupakan rapor buruk bagi Bumi Batiwakkal, mengingat dampaknya terhadap kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Dedy Okto Nooryanto dari fraksi Nasdem menyebut bahwa situasi ini memerlukan penanganan serius dari pemerintah kabupaten dan organisasi perangkat daerah terkait agar nilai inflasi bisa ditekan.
“Harus ada solusi agar tidak terus meningkat,” katanya.
Dedy, yang akrab disapa Dedet, menyarankan peningkatan produksi dan pengawasan distribusi barang sebagai langkah untuk mengatasi tingginya inflasi. Menurutnya, beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan harga umumnya berasal dari luar Berau, seperti beras dari Sulawesi atau Jawa.
Ia menekankan pentingnya pendataan kebutuhan utama masyarakat yang harganya fluktuatif, sehingga kenaikan harga bisa diminimalisir melalui program pasar murah.
“Memang masalah harga, terutama bahan pokok itu harganya tidak tetap atau bersifat fluktuatif makanya perlu pendataan apa saja kebutuhan utama masyarakat yang mengalami kenaikan harga,” jelasnya.
Dedy menduga kenaikan harga dipicu oleh tingginya ongkos pengiriman karena masih bergantung pada stok atau produksi dari luar daerah. Ia mendorong Pemkab Berau untuk turun ke lapangan bersama OPD terkait guna memahami persoalan sistem pengiriman.
“Kalau bisa pemerintah daerah melakukan survei terkait persoalan tersebut,” pungkasnya.
[RRI]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.