Dailykaltim.co, Penajam – Di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), satu kasus malaria tak pernah dianggap sepele. Dinas Kesehatan setempat, melalui tim surveilans dan kader di lapangan, menerapkan sistem respons cepat yang langsung bergerak dari pintu ke pintu, rumah ke rumah.
Begitu satu kasus ditemukan, tim segera menyisir wilayah sekitarnya dalam radius seratus meter untuk memastikan tidak ada penyebaran lanjutan.
“Jadi screening dari rumah ke rumah yang kami lakukan seandainya ada satu kasus, itu langsung kita lakukan pemeriksaan langsung,” kata Penata Kelola Layanan Kesehatan Dinkes PPU, Harjito Ponco Waluyo.
Model skrining agresif ini menjadi bagian dari pendekatan aktif Dinas Kesehatan PPU dalam menanggulangi malaria, utamanya di kawasan yang masih ditemukan kasus indigenous atau penularan lokal. Langkah ini dilakukan untuk mengejar target eliminasi malaria yang ditetapkan secara nasional pada 2030, dan secara lokal ditargetkan bisa dicapai sebelum 2029.
Tak sekadar menunggu laporan dari fasilitas layanan kesehatan, tim surveilans bekerja berdasarkan deteksi lapangan yang sensitif terhadap satu kasus saja.
“Jadi kalau ada satu rumah yang terjangkit, itu lingkungannya dalam radius 100 meter itu diperiksa semua. Itu rutin kita lakukan,” tegas Harjito.
Pemeriksaan dilakukan melalui pengambilan sampel darah dan rapid diagnostic test (RDT) oleh kader dan petugas terlatih. Jika ditemukan kasus baru, pengobatan diberikan langsung sesuai dengan protokol pengobatan malaria.
Selain itu, edukasi dan distribusi kelambu juga dilakukan kepada warga sekitar untuk mencegah gigitan nyamuk anopheles yang menjadi vektor utama penyakit ini.
[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.