Dailykaltim.co, Penajam – Ketua Komisi II DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Thohiron, menyampaikan pandangan kritis sekaligus reflektif mengenai arah sistem pendidikan nasional.
Dalam konteks wacana pendirian Sekolah Rakyat di daerahnya, ia justru menyoroti model pendidikan berbasis pesantren sebagai pola yang sudah teruji dan kontekstual dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
“Ini kan model pesantren dan sebenarnya, kalau pemerintah mau jujur, pola pendidikan yang paling cocok untuk Indonesia itu ya pola pesantren,” ujar Thohiron saat ditemui di sela kunjungan kerja pekan ini.
Menurutnya, sistem pesantren—yang sudah ratusan tahun hidup di tengah masyarakat—memiliki fondasi kuat dalam membentuk karakter, kedisiplinan, serta ikatan emosional antara peserta didik dan lingkungan belajar.
Meski banyak pesantren beroperasi dengan anggaran terbatas, mereka tetap bertahan, bahkan berkembang, karena mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat.
“Pesantren jumlahnya banyak, anggarannya minim, tapi tetap survive. Itu menunjukkan kalau masyarakat merasa aman dan nyaman menitipkan anaknya di pesantren,” tambahnya.
Thohiron menyebut kepercayaan ini bukan sekadar hasil pendekatan keagamaan semata, tetapi juga lahir dari pola hidup bersama yang menjadi inti dari sistem boarding atau asrama. Dalam sistem ini, anak-anak tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga mengalami proses pembentukan karakter dalam interaksi sosial sehari-hari.
Karena itu, ia menilai wacana pengembangan Sekolah Rakyat dengan pendekatan boarding school bisa menjadi peluang jika dilakukan dengan benar—yakni dengan mengadopsi praktik-praktik terbaik dari model pesantren.
Bukan hanya dari segi kedisiplinan dan tata kelola internal, tapi juga dari segi efisiensi biaya dan kemampuan menjangkau kalangan masyarakat menengah ke bawah.
[RRI | ADV DPRD PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.