Dailykaltim.co, Penajam – Meski Kalimantan Timur (Kaltim) tengah bersolek sebagai rumah baru bagi Ibu Kota Nusantara (IKN), persoalan pemerataan kesejahteraan masih membayangi sejumlah wilayah di provinsi ini.
Dalam peresmian Intensive Farming System (Infasy) di Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kamis, (13/3/2025), Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud menegaskan bahwa tantangan terbesar pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga kesehatan dan pendidikan.
“Jangan lupa, Kalimantan Timur, khususnya PPU, adalah Ibu Kota Nusantara. Kita harus siap menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam aspek pangan, papan, dan sandang,” ujar Rudy di hadapan para pejabat daerah dan masyarakat.
Meski sektor pertambangan dan pembangunan IKN mendorong pertumbuhan ekonomi Kaltim, Rudy mengungkapkan bahwa tidak semua warga menikmati hasil pembangunan tersebut secara merata.
“Masih banyak warga kita yang mengalami stunting, tingkat pendidikan rendah, dan angka pengangguran tinggi,” katanya.
Mengacu pada data Dinas Kesehatan, Rudy menyoroti bahwa angka stunting di beberapa kabupaten di Kaltim masih di atas 20 persen, terutama di kawasan pedesaan yang sulit dijangkau oleh layanan dasar kesehatan. Kondisi ini disebabkan oleh minimnya akses terhadap makanan bergizi dan sanitasi yang memadai.
“Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita. Kalau kita tidak segera bertindak, generasi penerus kita akan tertinggal dalam hal kesehatan dan kecerdasan,” ujar Rudy.
Tak hanya soal gizi, pendidikan juga menjadi sorotan utama. Meski sempat dikoreksi oleh Dinas Kominfo, Rudy menyebut bahwa rata-rata lama sekolah anak-anak Kaltim baru mencapai 10,2 tahun.
“Anak-anak Kaltim, terakhir saya dikoreksi oleh Dinas Kominfo, bukan 9,9 tahun, tetapi 10,2 tahun rata-rata lama sekolahnya. Artinya, anak-anak kita masih banyak yang belum lulus SMA,” kata Rudy.
Angka tersebut mencerminkan fakta bahwa mayoritas siswa hanya menempuh pendidikan hingga kelas 1 atau 2 SMA. Faktor ekonomi disebut menjadi penyebab utama banyak anak putus sekolah sebelum menyelesaikan pendidikan menengah atas.
Sebagai bagian dari solusi, Pemprov Kaltim berencana memberikan pendidikan gratis hingga jenjang S3, namun tantangan tetap besar terutama dalam penyediaan akses pendidikan berkualitas di kawasan pedalaman.
“Kita tidak bisa membiarkan kondisi ini terus berlanjut. Pendidikan itu kunci kemajuan. Kalau anak-anak kita tidak sekolah, mereka akan sulit bersaing di masa depan,” tandasnya.
[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.