Dailykaltim.co, Penajam – Di tengah upaya peningkatan produktivitas sektor perikanan budidaya di Penajam Paser Utara (PPU), sistem bioflok mulai diperkenalkan sebagai pendekatan yang menjanjikan. Teknologi ini tak hanya mengoptimalkan ruang budidaya, tapi juga mengubah limbah menjadi sumber pakan alami bagi ikan.
Namun, Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskan) PPU, Musakkar, mengingatkan publik agar tidak terjebak dalam kesalahpahaman umum soal bioflok.
“Bioflok itu sebenarnya adalah sistemnya, yah dan kolam terpal bulat itu medianya,” kata Musakkar.
Ia menekankan bahwa banyak orang keliru mengira kolam terpal bulat otomatis berarti sistem bioflok. Padahal, kolam hanyalah sarana fisik, sementara perlakuan atau metode pengelolaan air dan limbah lah yang menentukan apakah sistem tersebut termasuk bioflok atau bukan.
“Sedangkan perlakuannya ini biofloknya, yah perlakuannya itu sistemnya. Jadi kolam terpal bulat itu belum tentu dia bioflok,” jelasnya.
Sistem bioflok bekerja dengan prinsip menumbuhkan mikroorganisme, khususnya bakteri baik, untuk mengurai limbah organik dalam kolam. Limbah tersebut, yang biasanya berasal dari sisa pakan dan kotoran ikan, diubah menjadi flok atau gumpalan mikroba yang kemudian bisa dimakan kembali oleh ikan sebagai pakan tambahan.
“Aplikasi yang digunakan itu disebut bioflok, baik itu dengan obat-obatan, kemudian tambahan bahan organik lainnya,” ujar Musakkar.
“Jadi tumbuhlah floknya. Jadi kotorannya itu jadi sumber makannya. Karena dibantu sama bakteri baik. Itu jadi makanannya. Terus dia menggumpal,” tambahnya.
[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.